JAKARTA - Nama Ryu Kintaro, bocah berusia 9 tahun, mendadak menjadi sorotan publik setelah video pernyataannya tentang serunya hidup sebagai perintis viral di media sosial.
Ungkapan tersebut menuai pujian sekaligus kritik, menjadikannya trending topic di berbagai platform seperti TikTok dan X (dulu Twitter).
Dalam cuplikan video yang ramai dibagikan, Ryu dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa hidup sebagai perintis adalah hal paling seru karena tidak ada yang menunjukkan arah dan tidak ada jaminan hasil.
Ucapan itu memicu perdebatan hangat di kalangan warganet, sebagian menilai pemikiran Ryu sangat dewasa untuk usianya, sementara yang lain menganggap pernyataannya kurang tepat karena berasal dari keluarga kaya.
Komentar bernada sindiran membanjiri kolom komentar, dengan beberapa netizen menyampaikan ketidaksetujuan atas narasi “perintis” yang dibawakan Ryu.
Seorang pengguna menulis, “Anjir gimana mau hilang arah, orang dia udah nyampe,” dan lainnya menimpali, “Dia gagal dikasih modal lagi, gw gagal dikejar rentenir.”
Baca Juga: Timnas Inggris Putri Juara Euro Wanita 2025 Setelah Kalah Spanyol Lewat Adu Penalti
Namun, tak sedikit pula yang meminta publik melihat nilai dari pesannya, bukan semata siapa yang menyampaikan.
Ryu Kintaro diketahui merupakan putra dari Christopher Sebastian, CEO Makko Group, perusahaan otomotif besar yang memegang berbagai merek ternama seperti kaca film 3M dan produk perawatan mobil Topcoat.
Dengan latar belakang keluarga pengusaha sukses, kehidupan Ryu sejak kecil sudah dekat dengan dunia bisnis dan pemasaran.
Baca Juga: Fajar/Fikri Persembahkan Gelar China Open 2025 Persembahankan untuk Iie Sumirat
Sejak usia 7 tahun, Ryu mulai menjajaki dunia usaha dengan berjualan ayam krispi dan susu segar menggunakan mobil Lexus milik keluarganya.
Tak berhenti di situ, ia juga aktif di kanal YouTube dan memiliki merek jamu bernama *Tjap Nyonya Kaya* yang disebut-sebut menghasilkan omzet hingga Rp1 miliar per tahun.
Viralnya video tersebut memunculkan julukan “bocah perintis” yang kini melekat pada sosok Ryu. Julukan ini memicu diskusi lebih luas tentang hubungan antara bakat dan privilege.
Baca Juga: Satlantas Lobar Gencar Tindak Pelanggar, 31 Pengendara Terjaring OPR 2025
Banyak yang mengapresiasi semangat wirausaha yang ditunjukkan Ryu, namun tetap menyoroti peran besar dukungan finansial dan lingkungan keluarganya dalam kesuksesan itu.
Terlepas dari kontroversi yang mengiringi, kisah Ryu Kintaro menjadi pengingat bahwa dalam dunia nyata, potensi dan bakat seseorang akan lebih berkembang bila ditopang oleh akses, kesempatan, dan dukungan yang memadai.
Perdebatan ini menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya soal kerja keras, tapi juga faktor lingkungan yang kadang tak bisa dipilih.***